GKS Jemaat Lambanapu
Ibadah Minggu 01 Mei 2016
Oleh Ibu Vic. Yuliana W. Kilimandu, S.Th
Nats Pembimbing :
Amsal 4:23
Berita Anugerah :
Roma 10: 8-11
Nats Renungan :
I Petrus 3: 13-17
3:13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap
kamu, jika kamu rajin berbuat baik?
3:14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga
karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa
yang mereka takuti dan janganlah gentar.
3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu
sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan
jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang
pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
3:16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya
mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi
malu karena fitnahan mereka itu.
3:17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik,
jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.
KEBAHAGIAAN
Saudara-saudara, Apa yang bisa membuat orang
mengalami kebahagiaan?
Jika
kekayaan bisa membuat orang bahagia, Adolf Merckle (orang terkaya dari Jerman)
tidak akan menabrakkan badannya di kereta api.
Jika
ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentu Michael Jackson (penyanyi terkenal)
tidak akan meminum obat tidur kemudian mati karena overdosis.
Jika
kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas (presiden Brail) tidak
akan menembak jantunya sendiri.
Jika
kecantikan bisa membuat orang bahagia, Marilyn Monroe (artis cantik) tidak
minum alkohol dan obat-obatan hingga over dosis.
Jika
kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentu Tierry Costa (dokter terkenal di
Prancis) tidak akan bunuh diri akibat acara di sebuah televisi.
Saudara-saudara,
Dari sini dapat dilihat bahwa bahagia atau tidaknya seseorang, itu bukan
ditentukan oleh seberapa kaya, seberapa tenar, seberapa cantik, seberapa besar
kuasa, seberapa sehat atau seberapa suksesnya seseorang. Akan tetapi yang bisa
membuat seseorang bisa bahagia adalah dirinya sendiri.
Kita
tahu dalam perjalanan kehidupan rasul Petrus, dia adalah seorang yang keras
hati, panas hati dan tidak sabar dan seringkali hati penuh dengan amarah. Namun
ia pernah merasa tidak bahagia atau sedih karena pernah menyangkal Yesus
sebanyak 3 kali, ada rasa bersalah yang ditunjukkan Petrus (bnd, Makus 14:72). Ia
menangis teseduh-seduh saat mengingat kembali perkataan Yesus, bahwa sebelum
ayam berkokok ia telah menyangkal Yesus sebanyak 3 kali. Dan hal itu
benar-benar terjadi. Petrus begitu menyesal sehingga ia sampai menangis
terseduh-seduh, ia merasa bahwa dia tidak pantas lagi disebut murid saat itu. Tetapi
Yesus tidak membiarkan Petrus ada dalam kepurukan demikian, tidak membiakan
Petrus menyesal berlarut-larut dan bahkan ia dipulihkan lewat menampakan Tuhan
Yesus.
Dalam penampakan, Yesus Kristus kepada Petrus dan murid-murid lain, mereka semua dipulihkan
kembali dan kepada murid-murid-Nya. Secara khusus Yesus memberikan pertanyaan yang
berulang-ulang kepada Petrus yang mengatakan bahwa “Apakah engkau mengasihi
Aku? Yesus memulihkan hati Petrus yang dulu diliputi ketakutan sehingga berani.
Penyangkalan Petrus terjadi dikarenakan ia merasa takut, merasa kuatir dan
tidak mau mengakui Yesus saat itu oleh karena penderitaan yang akan dihadapi.
Namun Yesus bukan Tuhan yang membiarkan Petrus berada dalam penyesalan dan
ketidak bahagiaan. Tuhan Yesus memulihkan kembali Petrus dan murid-murid
lainnya. Pemulihan inilah sehingga dikemudian hari Petrus menjadi seorang rasul
yang berani untuk tidak menyangkal Yesus lagi, kendatipun banyak ancaan
penderitaan, penganiayaan yang dihadapinya. Bahkan pada akhirnya ia bersedia
disalibkan terbalik dengan tetap tidak menyangkal Tuhan Yesus.
Saudara-saudara,
Dalam
bacaan kita pada saat ini Petrus menasehati Jemaat Kristen yang sedang
menghadapi penganiayaan. Mereka difitnah, dihina, diperlakukan tidak adil. Hal
ini terkait dengan orang Kristen saat surat ini diturunkan masih minoritas.
Bagaimana mungkin mereka bersikap untuk memberontak, tentu merupakan hal yang
konyol karena mereka hanyalah minoritas. Untuk itulah rasul Petrus belajar dari
pengalaman hidup yang tidak mengandalkan keegoisannya. Ia menasehati agar orang
Kristen sedapat mungkin mencegah perbuatan buruk orang lain dengan melakukan
perbuatan baik. Jika memang ada hal-hal yang membuat orang Kristen menderita, ia
harus tetap bahagia. Bahagia di sini yaitu rasa syukur dalam diri seseorang
karena tahu bahwa ia telah melakukan apa yang benar. Ia tahu bahwa ia telah
melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mesti ada hal yang bisa membuat ia
merasa takut dan gentar karena berbagai kesusahan atau penderitaan
Saudara-saudara,
Setiap
orang kalau menganggap kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang kaya akan merasakan
kebahagian dan jikalau kebahagiaan ada di suatu tempat, pasti belahan dunia
lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan berkumpul dimana
kebahagiaan berada. Untunglah kebahagiaan ada dalam hati setiap manusia. Jadi
kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan. Yang kita perlukan
hanyalah hati yang bersih, karena hanya hati yang bersilah dapat memiliki
kebahagiaan.
Saudara-saudara,
Hati
yang mengundang Kristus tidak akan mudah diliputi emosi yang meluap-luap.
Karena emosi orang bisa bertindak salah. Setiap orang bisa mempunyai hati yang
tulus dan murni sehingga dapat menjadi pribadi yang siap mempertanggungjawabkan
iman pada orang yang hidup dalam kejahatan. Terkadang setiap kita tidak
menyadari kebahagiaan dalam diri kita, sehingga ada orang yang berusaha untuk
meraih kebahagiaan dengan hal-hal yang salah, bahkan pada akhirnya merugikan
diri sendiri, orang lain dan atau mengecewakan Tuhan.
Ada yang merasa bahagia jika dapat
membahas keburukan orang lain. Ada yang bekerja tanpa mengenal waktu hanya
untuk mendapatkan uang demi mencari kebahagiaan, namun pada akhirnya sakit.
Akibatnya timbulah kurang komunikasi dengan keluarga dan kemudian mencari
kebahagiaan melalui perselingkuhan, korupsi, mencuri dan lain-lain.
Saudara-saudara,
Ketika
seorang Kristen tetap rajin berbuat yang baik maka ia akan berbahagia.
Kebahagiaan dalam dirinya akan muncul meski ada penderitaan-penderitaan,
kesusahan-kesusahan yang dihadapi, karena seorang dapat merasa bahagia karena
dirinya tahu, ia telah melakukan apa yang benar atau seharusnya dilakukan oleh
seseorang.
Perbuatan baik dan benar tidak akan
menghadirkan penyesalan, kesedihan atau ketidakbahagiaan. Meski ada tantangan,
ancaman yang dihadapi, kebahagiaan ada dalam diri setiap orang. Kebahagiaan
yang sesungguhnya hanya dialami oleh setiap orang yang menempatkan Kristus
sebagai Tuhan dalam hatinya. Hati nurani yang murni atau bersihlah yang dapat
menghadirkan perasaan bahagia meski ada banyak penderitaan dan pergumulan
hidup. Dan hati manusia hanya akan menjadi hati nurani yang bersih jika setiap
orang menguduskan Kristus dalam hatinya. Terus menaruh rasa hormat pada Yesus,
dan hanya Yesus yang menjadi perlindungan kita dalam segenap kehidupan kita.
Saudara-saudara,
dengan mengundang Kristus masuk dalam hati sajalah yang akan menolong setiap
orang untuk tidak menyangkali Tuhan dalam hidupnya, meski ia harus berhadapan
dengan orang-orang yang berbuat jahat pada dunia. Dengan Kristus bertahta dalam
hati maka Tuhan akan memberi kemampuan kepada kita untuk menanggung segala hal,
bahkan permasalahan dan penderitaan.
Saudara-saudara,
Petrus
adalah orang yang ego, tapi setelah dipulihkan ia yang pertama berani mati
untuk Yesus. Petunjuk Hidup Baru mengingatkan kita untuk bersukacita
senantiasa, tetap berbahagia di dalam Yesus Kristus. Karena Yesus dapat
memperbaharui hati dan pikiran kita. Hati adalah pusat pengendalian sikap, hati
mencerminkan siapa kita sesungguhnya. Hati adalah sumber mata air, kalo sumber
kotor, maka kotorlah airnya. Namun bila bersih maka bersihlah airnya. Yesus
adalah sumber air kehidupan. Karena itu biarkan hati kita dipulihkan oleh Yesus
sehingga menjadi sumber air kehidupan dalam diri kita.
Nats Pembimbing berkata jagalah hati
dengan segalah kehidupan kita, sehingga terpancar kehidupan. Kehidupan kita
adalah ekspresi dari hati kita. Kehidupan Petrus telah menunjukkan kepada kita,
ia emosi, ia menjadi tidak sabar, ketika ia takut, ia mudah menyangkal, bila ia
terancam ia lari. Tetapi Tuhan menguatkan dan memulihkannya untuk memiliki hati
yang mengasihi Tuhan. Kehidupannya berubah ketika Kristus dalam hatinya, sehingga ia menjadi
seseorang yang rendah hati. Ini pula lah yang perlu ada dalam diri kita,
bagaimana Kristus ada dalam hati kita dengan selalu berbuat baik, sabar, rendah
hati. Sehingga pada waktunya, kita dapat menikmati kebahagiaan.
Saudara-saudara,
Tuhan tidak pernah menaruh kebahagiaan di tempat tinggi yang sulit di jangkau
oleh manusia atau pun di tempat yang rendah sehingga mudah sekali manusia
mendapatkannya. Namun Tuhan menaruh kebahagian itu di dalam hati setiap
manusia. Masïhkah kita mencari kebahagian itu di tempat lain? Amin.
Editor:
Pnt. Enos K. Nggongu, S.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar