Sabtu, 30 April 2016

Pengujian dan Pencobaan (Ibadah Pemuda GKS Lambanapu oleh Pnt. Enos K. Nggongu, S.Pd)

Pengujian dan Pencobaan
oleh
(Pnt. Enos K. Nggongu, S.Pd)

Bacaan: Yakobus 1: 1-12
     1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
     1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.
    1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
1:16 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!
1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.


Saudara-saudara, Tentu nats di atas ini bukan hal yang baru bagi kita baca dan renungankan. Namun penting bagi kita untuk senantiasa merenungkan akan firman Tuhan karena kita manusia memiliki kecenderungan berbalik kepada hal-hal yang dapat membawa kita jauh dari kasih Tuhan. Saat ini kita belajar lagi tentang pencobaan dan pengujian. Sebagai manusia yang masih menjalankan kehidupan di dunia ini tentu kita tidak bisa terlepas dari kedua hal tersebut.
Saudara-saudara, banyak yang sudah mengetahui perbedaan dari kedua kata ini yang secara sepintas sulit kita bedakan. Namun tidak sedikit juga yang masih bingung dengan kedua kata ini, apa lagi jika dikaitkan dengan apa yang dialami dalam kehidupan iman Kekristenan saat ini. Tidak sedikit orang beranggapan bahwa cobaan yang ia hadapi adalah sebuah ujian, dan ujian yang dihadapi dianggap sebagai cobaan.
Saudara-saudara, saya ingin mengajak kita untuk membangun pemahaman yang sama bahwa kedua makna kata ini sangatlah berbeda. Berdasarkan asal katanya, “Pengujian” berasal dari kata “Uji” dan Pencobaan berasal dari kata “Coba”. Berdasarkan KBBI pengertian “Uji” adalah tindakan untuk mengetahui mutu sesuatu. Kata ini sering juga dibeikan akhira  “-an” sehingga menjadi “Ujian”. Kata “Ujian” sering dipakai untuk mengetes sejauh mana pemahaman siswa di sekolah. Apa yang diuji adalah materi yang sudah pernah di kasih guru kepada siswa. Sedangkan “Coba” adalah kata kerja yang menunjukan untuk melakukan sesuatu untuk mengetahui keadaan, merasai dan lain sebagainya, yang pada dasarnya belum dilakukan sebelumnya. Contohnya adalah, jika seorang yang tidak pernah merokok namun kita mau melakukan tindakan merokok, berarti dalam hal ini kita mencoba. Sehingga kita bisa mengambil kesimpulan bahwa “coba” dipakai untuk sesuatu yang sebenarnya belum kita tahu, dan ada keinginan dari hati kita untuk melakukannya.
Saudara-saudara, mari kita coba perhatikan nats renungan kita pada ayat 1 “Berbahagialah orang yang mengalahkan pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkita kehidupan yang dijanjukan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia”.  Tentu kita akan bertanya mengapa ayat yang sama ini memakai dua istilah yang berbeda. Hampir semua ayat dalam Alkitan yang memuat tentang kedua istilah ini memberikan perbedaan yang jelas. Apa maksud penulis kitab Yakobus ini menggunakan istalah yang berbeda dalam satu ayat? Mungkinkah penulis tidak membedakaan makna kedua istilah ini? Ataukah terjemahan yang salah? Terjemahan dalam berbagai bahasa pun tetap menggunakan istilah seperti ini. Seolah-olah prinsip dicobai dan diuji itu sama. Justru tidak, karena ujian itu ujian, pencobaan itu bukan ujian, tetapi satu-satunya pengujian dan pencobaan dipaparkan dalam satu ayat di dalam kitab suci, hanya ayat ini. Mengapakah Yakobus, seolah-olah kurang jelas membedakan pengujian dan pencobaan? Mengapakah Yakobus mempersatukan 2 istilah ini dalam 1 ayat. Mengpakah Yakobus tidak memberikan penjelasan, tidak memisahkan kedua istilah ini dan seperti campur baur, seperti kacau balau. Mengapa dia memakai 2 istilah ini dalam satu ayat. Ada orang yang bilang bahwa kalimat pencobaan ini tidak tepat digunakan di ayat ini, ada juga yang bilang kata pencobaan ini perlu pemahaman yang lebih mendalam. Temtation is not a test or examination. Ujian dan pencobaan itu berbeda.
Ujian dan percobaan itu memiliki 3 perbedaan.
  1. Ujian mempunyai sumber yang berbeda dari pencobaan. Ujian dari Allah dan pencobaan dari setan.
  2. Mempunyai sifat yang berbeda antara ujian dan pencobaan. Ujian bersifat baik, dan pencobaan bersifat jahat
  3. Tujuan yang berbeda antara ujian dan pencobaan. Ujian bertujuan meneguhkan, menyempurnakan dan melengkapi orang- orang pilihan Tuhan. Sebab pencobaan bertujuan merusak, menggoda, membawa kita dalam kejatuhan dalam dosa.

Saudara-saudara, Sehingga dari pengertian tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kedua istilah tersebut secara sumber berlainan, sifat berlainan, dan tujuan berlainan. Tuhan bertujuan baik, dan setan bertujuan tidak baik, atau mencelakakan kita. Oleh karena itu kita harus mampu membedakan kedua hal tersebut, sehingga ketika kita ada dalam pencobaan kita tidak mencela Tuhan.  Kisah Abraham diuji dan Kisah Ayub dicobai. Adalah contoh bagaimana Alkitab memberikan perbedaan yang sangat jelas.
Saudara-saudara, dalam Alkitab mengisahkan bahwa iman Abraham diuji. Hal ini dikarenakan bahwa  apa yang dialami oleh Abraham, dimana dia harus mengurbankan anaknya untuk dipersembahan kepada Allah, adalah atas perintah Allah sendiri. Sehingga kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ujian itu datang dari Allah. Sebaliknya apa yang dialami oleh Ayub adalah datangnya dari iblis dan atas ijin Allah sendiri. Hal ini bukan berarti bahwa Allah bekerja sama dengan setan untuk mencobai Ayub. Atau Allah dalam khasus ini telah memperalat setan. Allah tidak perlu memperalat Setan untuk menguji manusia, tapi yang benar adalah bahwa Allah membiarkan setan untuk mencobai manusia supaya ketika manusia mengalami pencobaan, di sanalah Allah menunjukkan kuasaNya yang dapat mengalahkan setan, karena manusia pasti dimampukan oleh Allah untuk mengalahkan pencobaan. Artinya Allah mau tunjukan atau menyatakan kemenanganNya mengalahkan setan.
Saudara-saudara, inilah sebabnya mengapa penulis kita Yakobus memparalelkan kedua istilah yang berbeda seolah-olah maknanya sama. Dari kisanya Ayub kita belajar bahwa Allah mengijinkan segala pencobaan datang kepada kita, karena lewat pencobaan secara tidak langsung Allah telah menguji kita. Karena jikalau kita menang dalam pencobaan maka dengan sendirinya kita telah tahan uji, dan ketika kita tahan uji, kita akan menerima mahkota kehidupan dari Allah.
Allah tidak pernah ada niat yang tidak baik untuk orang yang mengasihiNya. Trus mengapa jika kalau Allah tidak berniat atau bermotivasi yang jelek. Tapi mengapa Allah membiarkan sehingga kita manusia mengalami itu semua, mengalami kesedihan, air mata, kesulitan yang besar, pengeluhan kita tidak habis-habis, terus kecewa, putus asa, mengapa Tuhan membiarkan kita dalam kesulitan seperti ini?
Saudara-saudara, Manusia memang dicipta dalam sebuah proses waktu, manusia dicipta dengan harus melewati deti-detik, jam-jam, untuk membentuk hidup kita. Original Perfection created perfect perfetion through exam. Pada waktu Adam dicipta sempurna, Padwa waktu Yesus dilahirkan ke dalam dunia sempurna sebagai seorang manusia yang paling sempurna. Tetapi Adam akhirnya gagal, sempurnanya hilang. Yesus sudah sempurna, dicobai dia menang. Dia menang menuju kepada kesempurnaan yang lebih sempurna. Inilah yang dimaksud dengan kesempurnaan yang terjadi setelah proses. Itu sebabnya Tuhan Yesus pun sebagai Anak tidak luput dari pencobaan untuk menuju kesempurnaan yang lebih sempurna, tidak luput dari Ujian Allah. Karena ini adalah sesuatu No Exception. The absolutely necessety to be tempted. Biarpun Yesus adalah Anak Allah Yang Maha Tinggi, tetapi Dia harus menghadapi pencobaan dan pengujian.
Saudara-saudara, banyak anak orang kaya gagal karena dikira anak yang istimewa. Kegagalan mereka dikarenakan karena mereka tidak mau hidup susah, tidak mau menghadapi cobaan dan ujian dalam hidup. Mau lulus di bidang apa saja selalu mencari jalan pintas. Oleh karena itu, kita menjadi pemuda atau anak harus berjuang sendiri.  
Saudara-saudara, pada akhirnya nanti hanya dua hal yang akan terjadi dalam hidup kita yakni kita mengalahkan setan atau kita dikalahkan setan. Ingat bahwa segala pencobaan tidak datang dari Allah, melainkan datangnya dari setan dan keinginan kita sendiri. Sehingga tidak ada alasan kita mempersalahkan Allah ketika kita jatuh dalam pencobaan. Kita berada dalam sebuah pilihan, tinggal bagaimana kita sekarang mau memilih hidup yang kekal atau kematian yang kekal.
Saudara-saudara, jika kita menghendaki kehidupan yang kekal, maka kita harus bisa mengalahkan setan dan pencobaannya. Mengalahkan setan tidaklah mudah, dia banyak akal dan tipu dayanya. Sehingga tidak ada cara lain selain kita berpihak kepada Allah. Karena atas kuasa dan ijin Allah lah kita bisa menghadapi semuanya itu, asalkan kita mau mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Saudara-saudara, kita pun harus bersyukur ketika pencobaan dan ujian itu datang dalam hidup kita. Karena melalui itulah Allah dapat mengetahui mutu iman kita kepadaNya. Kita pun tidak bisa mengalahkan pencobaan atau tahan dalam ujian dengan mengandalkan kepandaian kita saja, karena tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang bisa menolong manusia berdosa lainnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar