KHOTBAH
IBADAH MINGGU, 22 MEI 2016 GKS
LAMBANAPU
oleh
Pdt. Frans Djawamara, S.Th
Berita
Anugerah : Yesaya 44:22
Petunjuk
Hidup Baru : 1 Petrus 3: 10-12
Nats
Renungan : Kisah Para Rasul 5 : 17-25
5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan
pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab
mereka sangat iri hati.
5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu,
lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.
5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat
Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:
5:20 "Pergilah, berdirilah di Bait
Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."
5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan
menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di
situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama
berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh
mengambil rasul-rasul itu dari penjara.
5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat
datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka
kembali dan memberitahukan,
5:23 katanya: "Kami mendapati
penjara terkunci dengan sangat rapinya dan semua pengawal ada di tempatnya di
muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan
di dalamnya."
5:24 Ketika kepala pengawal Bait Allah
dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang
telah terjadi dengan rasul-rasul itu.
5:25
Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat,
orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah
dan mereka mengajar orang banyak."
KUASA DIBALIK PUJIAN
Saudara-saudara,
oleh karena Roh kudus, para Rasul diselematkan, roh kudus itu tetap ada di
tengah-tengah mereka, Roh kudus adalah Tuhan itu sendiri dengan bentuk lain,
menyertai orang percaya khususnya para rasul dalam memberikan kesaksian tentang
Yesus yang telah menderita, bahkan mati dan bangkit untuk keselamatan mereka.
Saudara-saudara,
para Rasul adalah manusia biasa yang bisa saja karena tidak lagi bersama-sama
dengan Tuhan Yesus dan karena tantangan yang semakin besar dan rumit, mereka
bisa meninggalkan pelayanan mereka. Melalui bacaan kita, kita bisa mendengar
dan melihat, bahwa mereka masih memiliki iman, dan masih mengingat apa yang
dikatakan Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 “Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai” . Keyakinan ituluh yang membuat mereka makin berani, bahwa ketika
mereka menjalankan perintah dan tugas ini untuk membatis dan menjadikan semua
bangsa murid-Nya, mereka yakin bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan mereka dalam
menghadapi pergumulan-pergumulan pelayanan.
Saudara-saudara,
hal ini terbukti ketika kita membaca kitab Kisah Para Rasul, bahwa ada
perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Roh Kudus, karena mereka perca
dan karena mereka setia serta terbuka terhadap Roh Kudus yang mengaruniakan
mereka hikmat dan kuasa. Mereka tidak membanggakan diri, mereka tidak
menonjolkan diri, tetapi justru ketika mereka ditangkap, mereka menyatakan Nama
Yesus. Karena itu penting saudara-saudara, Nama itu dihidupkan dalam hidup
mereka, bahwa kita juga yang percaya kepada Yesus Kristus juga perlu
menghidupkan nama itu, bukan saja mementikan nama pribadi, nama pribadi kita
yang sementara di dunia ini.
Saudara-saudara
kekasih Tuhan, saat ini kita diperingatkan suatu peristiwa penting, bagaimana
para rasul yang karena pelayanan mereka, timbul rasa iri hati dari Imam Besar
dan pengikut-pengikutnya yaitu mashab Saduki. Para Rasul ditangkap oleh
imam-imam kepala saat itu, ada persaingan dalam pelayanan, para rasul itu
melayani dengan makin banyak orang percaya. Hal ini dikarenakan, apa yang
mereka katakan itu sejalan dengan apa yang mereka lakukan. Mereka memberitakan
firman Tuhan. Sebab mereka juga menyelamatkan orang yang percaya oleh karena kuasa
Tuhan. Tidak sama seperti mazab Saduki, imam-imam kepala, hanya memanfaatkan
orang-orang agar tunduk kepada mereka bagi kepentingan dan keduduka mereka.
Mereka hanya menjadi orang korban dan tidak menyediakan solusi serta tidak
mengutamakan kehidupan orang dan iman mereka. Berbeda dengan para rasul, apa
yang terjadi dalam kehidupan yang membelenggu orang-orang pada saat itu, dengan
kehadiran Tuhan dan dilanjutkan oleh para rasul, situasinya berubah. Karena
itu, iri hati timbul, maka persaingan mulai terjadi. Orang tidak merasa takut
lagi, mereka meyakini ada Tuhan yang turut bekerja dan menyertai kehidupan
mereka.
Saudara-saudara,
yang terjadi dalam pembacaan kita, mereka menangkap para rasul dan memasukkan
mereka ke dalam penjara kota. Kalau kita membaca dalam Filipi, mereka ditangkap
bukan karena mereka mencuri, bukan karena mereka membunuh, bukan karena mereka
memfitnah, tetapi karena mereka menyampaikan Nama, Nama yang menyelamatkan
yaitu Yesus Kristus, yaitu nama yang senantiasa menolong dan menyelamatkan
orang percaya.
Saudara-saudara,
Yang menarik ketika mereka ditangkap, mereka tidak membela diri, mereka serahkan
diri mereka. Lain halnya kita kalau orang mau tangkap, pasti yang kita tanyakan
duluan surat penangkapan, atau menanyakan mana alat bukti yang dituduhkan. Jadi
tidak bisa kita tangkap sembarang orang, kita salah tangkap bahaya. Dahulu pada
masa Para Rasul tidak demikian. Dengar saja menyampaikan nama Tuhan, langsung
ditangkap dan dipenjarakan, dan mereka masuk dalam penjara. Mereka tahu
saudara-saudara, bahwa mereka dikurung secara fisik, tetapi secara iman, mereka
senantiasa dibebaskan, dan ada satu hal menarik, kalau kita membaca kisah para
rasul, ketika Tuhan Yesus menyertai murid-muridnya, Ia menguatkan mereka supaya
tetap setia dalam keadaan apa pun, tetap memuji Dia. karena itu waktu mereka
ditangkap, kalau kita ditangkap dan masuk penjara pasti kita malu, tunduk dan
tutup muka, sampai di penjara kita diam-diam, kalau kita ditangkap masalah
harga diri, tetapi para rasul tidak, kalau kita melihat waktu murid-murid
memberi diri ditangkap, di dalam penjara mereka tetap memuji Tuhan. Mereka
memuji dan bernyanyi tiap saat, sekarang kalau di penjara paling hanya setiap
hari minggu adakan ibadah. Tetapi kalau kita belajar dari firman Tuhan, dalam
kisah para rasul, mereka tidak malu ketika mereka ditangkap, namun sebaliknya
mereka selalu menyanyi memuji Tuhan.
Karena
itu saudara-saudara, kita juga perlu merenungkan, sesungguhnya puji-pujian itu bobotnya
2 kali khotbah, karena dalam pujian itu selain memuji juga memberitakan injil.
Karena itu Tuhan membuat rahang bawah mulut kita bisa bergerak, agar kita pakai
itu untuk bernyanyi, tapi kadang-kadang kita tidak mau kasih bergerak rahang kita.
Kita melihat orang bernyanyi, kita merasa heran. Kita ingat cerita tentang
kenapa tembok Yeriko itu bisa roboh, bukan karena dihantam oleh bom dan nuklir,
tembok itu bisa rubuh karena bangsa Israel menyanyi, sampai 7 kali mengelilingi
tembok itu kemudian rubuh. Jadi suara mempunyai kuasa yang dahsyat, untuk
menyatakan sesuatu, dengan suaru, dengan nada tertentu orang bisa mati, bisa
hilang masa depan. Suara itu punyai kuasa, punya daya untuk berbuat sesuatu,
jangankan suara, menatap saja bisa mengalahkan seseorang, karena itu dengan
tatapan saja orang bisa menundukkan orang lain, karena lewat tatapan itu ada
kuasa dan kekuata yang kadang-kadang membuat orang menangis.
Saudara-saudara,
para murid-murid memuji Tuhan, dan dalam kurungan penjara itu, mereka
dibebaskan bukan karena merontak, tetapi karena Tuhan datang menyampaikan
pesan, dan pesan itu mereka taati, supaya masuk ke dalam bait Allah. Sementara
pintu-pintu penjara terkunci, dan dijaga, apakah penjara itu tertidur, karena ketiduran
menjaga semalam suntuk, tapi yang jelas dalam pembacaan ini, pintu-pintu
penjara, telah terbuka dan tertutup dengan rapinya dan para penjaga ada menjaga
penjara tersebut. Setelah pagi ketika mereka mau di sidang, untuk menjatuhkan
hukuman mati bagi mereka, seseorang berkata, lihat orang-orang yang mau disidang
ada di bait Allah (ay.25). Mereka tidak lari, karena mereka tahu Tuhan yang
membebaskan.
Hal
ini yang perlu kita renungkan kehidupan kita saudara-saudara, berdasarkan
firman Tuhan ini kita belajar bahwa: Yang pertama, kadang-kadang kita meragukan
kuasa Tuhan. Kita hanya mementikan nama kita pribadi, kita tidak tampilkan Nama
Tuhan dalam segala hal. Oleh karena itu, kita tidak berdaya dalam iman. Jikalau
kita belajar dari firman Tuhan saat ini, bagaimana kita tetap percaya kepada
Tuhan, walaupun kita tidak melihatnya, tetapi Roh Kudus selalu ada di
tengah-tengah kita, dalam suka cita bahkan dalam duka cita.
Yang
kedua saudara-saudara yang perlu kita catat, dari firman Tuhan saat ini,
bagaimana mereka mendengar perintah itu, dan mereka tetap mentaatinya (ay.21). Tuhan
memberikan telinga kepada kita, Tuhan memberikan pikiran dan
pertimbangan-pertimbangan, tapi kadang kita mendengar, tapi kita tidak
melaksanakan, atau dengan kata lain kita tidak mentaati firman Tuhan. Hal ini
saudara-saudara, sehingga terkadang kita mengalami kegagalan-kegagalan lalu
mempersalah Tuhan sumber penolong bagi kita.
Yang
ke tiga, saya kira, kita perlu belajar, apa yang ditunjukkan oleh para rasul,
ketika mereka dibelenggu, mereka tetap percaya. Satu hal penting, dalam keadaan
tidak memungkinkan, mereka tetap memuji Tuhan, mereka menyanyi dan tetap
menunjukkan iman kepada Tuhan. Tuhan membongkar penjara-penjara dan pintu-pintu
dan mengeluarkan mereka, lalu mereka tetap kembali di bait Allah, sebagai
bentuk kesaksian, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Karena
itu saudara-saudara kekasih Tuhan, kita perlu merenungkan firman Tuhan ini,
sebagai orang yang masih diberikan kesempatan, menjalani kehidupan ini, menjalankan
pelayanan-pelayanan dan kebaktian kita, mungkin tidak sama dengan apa yang
dialami oleh para rasul waktu itu, tetapi tantangan kita ada dalam
bentuk-bentuk yang lain, dan kita tetap maju dengan iman yang tetap percaya
bahwa Tuhan turut bekerja, sebab siapa yang percaya kepadaNya, akan
diselamatkan, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar