Senin, 23 Mei 2016

KHOTBAH IBADAH MINGGU GKS LAMBANAPU "KUASA DIBALIK PUJIAN" oleh Pdt. Frans Djawamara, S.Th

KHOTBAH
IBADAH MINGGU, 22 MEI 2016 GKS LAMBANAPU
oleh
Pdt. Frans Djawamara, S.Th


Nats Pembimbing          : Kisah Para Rasul 2:21

Berita Anugerah            : Yesaya  44:22

Petunjuk Hidup Baru      : 1 Petrus 3: 10-12

 Nats Renungan            : Kisah Para Rasul 5  : 17-25

5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati.
5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.
5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:
5:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."
5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara.
5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan,
5:23 katanya: "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya."
5:24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu.
5:25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak."


KUASA DIBALIK PUJIAN
Saudara-saudara, oleh karena Roh kudus, para Rasul diselematkan, roh kudus itu tetap ada di tengah-tengah mereka, Roh kudus adalah Tuhan itu sendiri dengan bentuk lain, menyertai orang percaya khususnya para rasul dalam memberikan kesaksian tentang Yesus yang telah menderita, bahkan mati dan bangkit untuk keselamatan mereka.
Saudara-saudara, para Rasul adalah manusia biasa yang bisa saja karena tidak lagi bersama-sama dengan Tuhan Yesus dan karena tantangan yang semakin besar dan rumit, mereka bisa meninggalkan pelayanan mereka. Melalui bacaan kita, kita bisa mendengar dan melihat, bahwa mereka masih memiliki iman, dan masih mengingat apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai” . Keyakinan ituluh yang membuat mereka makin berani, bahwa ketika mereka menjalankan perintah dan tugas ini untuk membatis dan menjadikan semua bangsa murid-Nya, mereka yakin bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan mereka dalam menghadapi pergumulan-pergumulan pelayanan.
Saudara-saudara, hal ini terbukti ketika kita membaca kitab Kisah Para Rasul, bahwa ada perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Roh Kudus, karena mereka perca dan karena mereka setia serta terbuka terhadap Roh Kudus yang mengaruniakan mereka hikmat dan kuasa. Mereka tidak membanggakan diri, mereka tidak menonjolkan diri, tetapi justru ketika mereka ditangkap, mereka menyatakan Nama Yesus. Karena itu penting saudara-saudara, Nama itu dihidupkan dalam hidup mereka, bahwa kita juga yang percaya kepada Yesus Kristus juga perlu menghidupkan nama itu, bukan saja mementikan nama pribadi, nama pribadi kita yang sementara di dunia ini.
Saudara-saudara kekasih Tuhan, saat ini kita diperingatkan suatu peristiwa penting, bagaimana para rasul yang karena pelayanan mereka, timbul rasa iri hati dari Imam Besar dan pengikut-pengikutnya yaitu mashab Saduki. Para Rasul ditangkap oleh imam-imam kepala saat itu, ada persaingan dalam pelayanan, para rasul itu melayani dengan makin banyak orang percaya. Hal ini dikarenakan, apa yang mereka katakan itu sejalan dengan apa yang mereka lakukan. Mereka memberitakan firman Tuhan. Sebab mereka juga menyelamatkan orang yang percaya oleh karena kuasa Tuhan. Tidak sama seperti mazab Saduki, imam-imam kepala, hanya memanfaatkan orang-orang agar tunduk kepada mereka bagi kepentingan dan keduduka mereka. Mereka hanya menjadi orang korban dan tidak menyediakan solusi serta tidak mengutamakan kehidupan orang dan iman mereka. Berbeda dengan para rasul, apa yang terjadi dalam kehidupan yang membelenggu orang-orang pada saat itu, dengan kehadiran Tuhan dan dilanjutkan oleh para rasul, situasinya berubah. Karena itu, iri hati timbul, maka persaingan mulai terjadi. Orang tidak merasa takut lagi, mereka meyakini ada Tuhan yang turut bekerja dan menyertai kehidupan mereka.
Saudara-saudara, yang terjadi dalam pembacaan kita, mereka menangkap para rasul dan memasukkan mereka ke dalam penjara kota. Kalau kita membaca dalam Filipi, mereka ditangkap bukan karena mereka mencuri, bukan karena mereka membunuh, bukan karena mereka memfitnah, tetapi karena mereka menyampaikan Nama, Nama yang menyelamatkan yaitu Yesus Kristus, yaitu nama yang senantiasa menolong dan menyelamatkan orang percaya.
Saudara-saudara, Yang menarik ketika mereka ditangkap, mereka tidak membela diri, mereka serahkan diri mereka. Lain halnya kita kalau orang mau tangkap, pasti yang kita tanyakan duluan surat penangkapan, atau menanyakan mana alat bukti yang dituduhkan. Jadi tidak bisa kita tangkap sembarang orang, kita salah tangkap bahaya. Dahulu pada masa Para Rasul tidak demikian. Dengar saja menyampaikan nama Tuhan, langsung ditangkap dan dipenjarakan, dan mereka masuk dalam penjara. Mereka tahu saudara-saudara, bahwa mereka dikurung secara fisik, tetapi secara iman, mereka senantiasa dibebaskan, dan ada satu hal menarik, kalau kita membaca kisah para rasul, ketika Tuhan Yesus menyertai murid-muridnya, Ia menguatkan mereka supaya tetap setia dalam keadaan apa pun, tetap memuji Dia. karena itu waktu mereka ditangkap, kalau kita ditangkap dan masuk penjara pasti kita malu, tunduk dan tutup muka, sampai di penjara kita diam-diam, kalau kita ditangkap masalah harga diri, tetapi para rasul tidak, kalau kita melihat waktu murid-murid memberi diri ditangkap, di dalam penjara mereka tetap memuji Tuhan. Mereka memuji dan bernyanyi tiap saat, sekarang kalau di penjara paling hanya setiap hari minggu adakan ibadah. Tetapi kalau kita belajar dari firman Tuhan, dalam kisah para rasul, mereka tidak malu ketika mereka ditangkap, namun sebaliknya mereka selalu menyanyi memuji Tuhan.
Karena itu saudara-saudara, kita juga perlu merenungkan, sesungguhnya puji-pujian itu bobotnya 2 kali khotbah, karena dalam pujian itu selain memuji juga memberitakan injil. Karena itu Tuhan membuat rahang bawah mulut kita bisa bergerak, agar kita pakai itu untuk bernyanyi, tapi kadang-kadang kita tidak mau kasih bergerak rahang kita. Kita melihat orang bernyanyi, kita merasa heran. Kita ingat cerita tentang kenapa tembok Yeriko itu bisa roboh, bukan karena dihantam oleh bom dan nuklir, tembok itu bisa rubuh karena bangsa Israel menyanyi, sampai 7 kali mengelilingi tembok itu kemudian rubuh. Jadi suara mempunyai kuasa yang dahsyat, untuk menyatakan sesuatu, dengan suaru, dengan nada tertentu orang bisa mati, bisa hilang masa depan. Suara itu punyai kuasa, punya daya untuk berbuat sesuatu, jangankan suara, menatap saja bisa mengalahkan seseorang, karena itu dengan tatapan saja orang bisa menundukkan orang lain, karena lewat tatapan itu ada kuasa dan kekuata yang kadang-kadang membuat orang menangis.
Saudara-saudara, para murid-murid memuji Tuhan, dan dalam kurungan penjara itu, mereka dibebaskan bukan karena merontak, tetapi karena Tuhan datang menyampaikan pesan, dan pesan itu mereka taati, supaya masuk ke dalam bait Allah. Sementara pintu-pintu penjara terkunci, dan dijaga, apakah penjara itu tertidur, karena ketiduran menjaga semalam suntuk, tapi yang jelas dalam pembacaan ini, pintu-pintu penjara, telah terbuka dan tertutup dengan rapinya dan para penjaga ada menjaga penjara tersebut. Setelah pagi ketika mereka mau di sidang, untuk menjatuhkan hukuman mati bagi mereka, seseorang berkata, lihat orang-orang yang mau disidang ada di bait Allah (ay.25). Mereka tidak lari, karena mereka tahu Tuhan yang membebaskan.
Hal ini yang perlu kita renungkan kehidupan kita saudara-saudara, berdasarkan firman Tuhan ini kita belajar bahwa: Yang pertama, kadang-kadang kita meragukan kuasa Tuhan. Kita hanya mementikan nama kita pribadi, kita tidak tampilkan Nama Tuhan dalam segala hal. Oleh karena itu, kita tidak berdaya dalam iman. Jikalau kita belajar dari firman Tuhan saat ini, bagaimana kita tetap percaya kepada Tuhan, walaupun kita tidak melihatnya, tetapi Roh Kudus selalu ada di tengah-tengah kita, dalam suka cita bahkan dalam duka cita.
Yang kedua saudara-saudara yang perlu kita catat, dari firman Tuhan saat ini, bagaimana mereka mendengar perintah itu, dan mereka tetap mentaatinya (ay.21). Tuhan memberikan telinga kepada kita, Tuhan memberikan pikiran dan pertimbangan-pertimbangan, tapi kadang kita mendengar, tapi kita tidak melaksanakan, atau dengan kata lain kita tidak mentaati firman Tuhan. Hal ini saudara-saudara, sehingga terkadang kita mengalami kegagalan-kegagalan lalu mempersalah Tuhan sumber penolong bagi kita.
Yang ke tiga, saya kira, kita perlu belajar, apa yang ditunjukkan oleh para rasul, ketika mereka dibelenggu, mereka tetap percaya. Satu hal penting, dalam keadaan tidak memungkinkan, mereka tetap memuji Tuhan, mereka menyanyi dan tetap menunjukkan iman kepada Tuhan. Tuhan membongkar penjara-penjara dan pintu-pintu dan mengeluarkan mereka, lalu mereka tetap kembali di bait Allah, sebagai bentuk kesaksian, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Karena itu saudara-saudara kekasih Tuhan, kita perlu merenungkan firman Tuhan ini, sebagai orang yang masih diberikan kesempatan, menjalani kehidupan ini, menjalankan pelayanan-pelayanan dan kebaktian kita, mungkin tidak sama dengan apa yang dialami oleh para rasul waktu itu, tetapi tantangan kita ada dalam bentuk-bentuk yang lain, dan kita tetap maju dengan iman yang tetap percaya bahwa Tuhan turut bekerja, sebab siapa yang percaya kepadaNya, akan diselamatkan, Amin.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar