Jumat, 29 April 2016

PIKUL SALIB untuk Ibadah Pemuda GKS Lambanapu (oleh Pnt. Enos K. Ndaha Nggongu, S.Pd)




PIKUL SALIB
oleh 
(Pnt. Enos K. Ndaha Nggongu, S.Pd)


Nats 
Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Lukas 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Lukas 14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.



1.       Pengertian Menyangkal Diri
Menyangkal artinya apa?
A.      Menyangkal = tidak
Menyangkal artinya menyatakan tidak (Say no). Anda yang ambil ya? Tidak. Itu contoh menyangkal. Jadi menyangkal diri artinya menyatakan tidak pada diri sendiri. Jadi contoh kalo ada yang tanya Ini Pa Enos atau Ka Enos ya? Saya jawab Tidak / Judika.
Menyangkal diri artinya menyatakan tidak pada keinginan sendiri, karakter sendiri, kemauan sendiri, melawan kemauan, keinginan, dan nafsu-nafsu, dorongan-dorongan yang ada dalam diri sendiri.
Menyangkal diri memiliki arti berkata tidak untuk “perbuatan tertentu” yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
B.      Menyangkal = Lupa
Alkitab Terjemahan New English Version menggunakan kata “Forget” untuk kata menyangkal. “Forget” itu sendiri memiliki arti “lupa/melupakan”, sehingga Menyangkal diri bisa berarti kita lupa dengan diri kita. Maksudnya kita lupa akan kehidupan kita yang lama, yang penuh dengan dosa dan kita menepaki kehidupan yang baru yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus lewa pengorbanNya di kayu salib. Melalui pengorbanan Tuhan Yesus, kita dituntut untuk melupakan segala dosa kita, melupakan semua kesenangan kita, karena Allah sendiri tidak mengingat-ingat lagi pelanggaran kita. Melupakan di sini juga bisa berarti kita tidak mau mengulang lagi setiap kesalahan dan pelanggaran kita di hadapan Allah.

2.       Memikul Salib
  1. Memikul Salib = Fokus
Apa bedanya mengikut sambil memikul dan mengikut sambil tidak memikul? Ngikut sambil pikul, ngikut seseorang sambil pikul, dan ngikut sambil tidak pikul. Jangan bilang ngikut sambil pikul berat dan ngikut sambil tidak pikul itu ringan, saya tau itu. Saya mau pake ilustrasi untuk menjawabnya. Seringkali di mol-mol atau di tempat keramaian. Sering diumumkan kaya gini, “telah ditemukan seorang anak dengan ciri-cirinya. Yang merasa kehilangan anak silahkan menghubungi ruang informasi atau keamanan. Kalo ada kejadian seperti ini, coba kita berfikir, biasanya anak-anak itu kan datang bersama ibunya. Anak itu pasti mengikuti mamanya atau ibunya. Tapi kenapa dia bisa terpisah, karena dia ikut mamanya tapi tidak memikul apa2, dia tidak punya beban, dia ikut mamanya tapi ringan. dan sementara itu ada banyak godaan kan? Dia ikut mamanya, tapi mata di tempat lain, mulai lihat mobil-mobilan bagus, robot-robotan bagus. Jadi dia tergoda terhadap hal-hal lain yang ada di sekitarnya. Sementara itu mamanya juga lihat yang lain seperti mutiara bagus, kalung bagus dan lain sebagainya. Dan tanpa sadar mereka dipisahkan oleh arus manusia yang banyak. Mengikut Yesus tanpa memikul beban yang berat, buat kita mudah tergoda, membuat kita tidak fokus.
Sebaliknya, bayangkan jika ibu itu membeli beras 1 karung dan dibantu oleh penjaga toko untuk memikul beras itu dan mengikuti ibu itu sampai ke kendaraan ibu itu. Pertanyaannya, mungkinkah tukang pikul beras itu masih sempat mata ili ala melihat kiri-kanan selain memandang kemana arah ibu itu yang berjalan di depannya? Bukankah dia akan fokus mengikuti ibu itu dan dalam hatinya harus cepat sampai di tempat di mana dia harus meletakkan beras itu? Apa arti ilustrasi ini? Mengikuti Yesus, menjadi murid Yesus, punya tanggung jawab yang harus kita pikul.
Memikul salib artinya Punya konsekuensi yang harus kita pikul, punya tanggung jawab yang harus kita pikul. Ketika kita pikul beban itu, ketika kita pikul tanggung jawab itu, ketika kita pikul konsekuensi itu, kita akan menjadi orang yang fokus. Saya percaya ketika kita menjadi orang kristen kita tulus tetapi kita tidak mau memikul resiko itu maka kita menjadi gagal di tengah jalan ketika ada tawaran-tawaran duniawi dan beralih. Jadi ada tanggungjawab, konsekuensi, dan beban yang harus dipikul, itulah yang disebut salib. Salib siapa yang harus kita pikul. Coba lihat di ayatnya disitu berkata salibnya (sendiri). Berarti salib kita, bukan salib Yesus, Kita tidak perlu lagi memikul salib Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus sudah selesai memikul salibnya. Tetapi ketika kita mengikuti Dia, Dia meletakkan salib di atas pundak kita.

  1. Memikul Salib = Penderitaan
Masing-masing kita memiliki salib dalam hidup. Dan salib itu wujudnya beda-beda dalam hidup kita masing-masing. Salib saya dan salib anda beda, wujudnya beda. Tapi hakekatnya sama. Tau gak hakekat salib itu? Hakekat salib adalah Penderitaan. Jadi salib selalu bermakna penderitaan. Tetapi tidak setiap penderitaan adalah salib. Jangan karna anda pencuri kemudian babak belur dipukul orang kemudian beranggapan itu adalah salib anda. Atau korupsi, narkoba masuk penjara kemudian beranggapan itu salib kita. Tetapi Tidak. Sedangkan Hakekat salib adalah penderitaan yang dimaksud adalah penderitaan karena Taat kepada Kristus. Karena taat kepada Kristus kita menderita maka itu salib.
-          Biar saya tipu orang tua untuk uang foto kopi pelajaran yang penting saya bisa isi pulsa. Itu bukan salib.
-          Tapi kalo berfikir biar saya tidak punya pulsa tapi tidak tipu orang tua itu baru salib.
-          Atau ada sakit, baru ke dokter tidak sembuh-sembuh, tapi orang lain bilang di situ ada dukun atau di sini ada dukun.
-          Tapi salib artinya apa? Biar saya tidak sembuh saya tidak ke dukun.
-          Kalo kamu punya pacar baru tidak seiman lebih baik putuskan. itu baru salib. Yang penting tidak menyangkal Yesus.
Jadi salib itu penderitaan karena Taat.
-          Siswa kristen harus berfikir biar saya tidak lulus ujian yang penting saya tidak nyontek. Saya adalah guru bahasa inggris di SMA Nggoa. Waktu saya mengajar siswa saya tidak perhatikan, padahal menurut saya, saya sudah mengajar dengan metode yang menarik. Tapi mereka tidak perhatikan, sementara saya ngajar. ngobrol sana, ngobrol sini. tapi begitu ujian leher kayang angsa. Leher ditarik panjang-panjang mulai nyontek.
-          Jadi salib artinya sekalipun orang tidak benar tapi saya tetap mau taat walaupun itu sakit tapi itu adalah salib.
-          kita orang kristen di indonesia, kita punya salib sendiri. bersyukur kita ini punya tempat ibadah yang bagus dan bebas beribadah, tetapi saudara-saudara kita di Jawa tidak. tapi justru iman mereka lebih kuat. Itu adalah resiko bagi kita karena berada di negara yang mayoritas islam. tapi itu adalah salib bagi kita. tapi kita percaya pasti ada maksud Tuhan bagi kita. Biarkita minoritas atau jumlah sedikit dibandingkan dengan agama lain di Indonesia tapi Tuhan menghendaki iman yang berkualitas dan bukan sesuai kuantitas atau jumlah.
-          Banyak orang kristen bernyanyi dan memuji Tuhan namun tidak mau memikul salib. Atau berkotbah, rajin beribadah, bahkan hampir setiap hari pimpin ibadah tapi tidak mau memikul salib. Mari kita jujur dengan diri kita dengan sesama kita dan terutama dengan Tuhan. Tapi itulah realitas kekristenan kita. kita hanya mau melakukan apa yang gampang bagi kita. kita mau dimanja trus. Tuhan yang menghukum manusia karena dosa namun Tuhan pulah yang menyediakan pengampunan bagi kita secara Cuma-Cuma. tapi itu pun kita tidak mengindahkannya.
-          Mari kita jujur apakah kita memikul salib kita. dan sudah sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak. Ataukah kita melayani Tuhan atau memikul salib supaya kita dapat pujian dari orang lain atau supaya orang lain menganggap kita hebat bisa bawakan renungan, bisa doa, bisa berperan dalam drama penyaliban nanti. Salib itu mengandung penderitaan. tapi tidak semua penderitaan itu salib. karena hanya penderitaan oleh karena taat dan melakukan yang benar di mata Tuhan itu barulah disebut salib.

3.       Mengikuti Tuhan
  1. Mengikuti Tuhan = Menjadi Murid
Jika kita melihat seluruh nats dalam Injil Matius maka ada syarat yang cukup berat buat kita menjadi pengikut Tuhan/Murid Tuhan. 
Tinggalkan pekerjaannya
Tinggalkan orang tua
Tinggalkan sanak saudara
Tinggalkan rumah
Tinggalkan hartakekayaan
Tinggalkan kawan-kawan
Tinggalkan pacar
Tinggalkan kampung halaman
Tinggalkan segala-galanya
Seorang pengikut Yesus harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Jadi, beranikah kita mengambil konsekwensi ini? Meninggalkan apa yang kita suka dan senangi. Orang yang suka berbohong dan lain sebagainya. Kemudian arahkan kehidupannya menjadi seorang yang patuh pada perintah Tuhan, rajin ke gereja, baca Alkitab setiap hari, berdoa dan melakukan firman Tuhan.
Billy Graham mengatakan :"Keselamatan itu gratis, tetapi untuk menjadi murid ada harga yang dituntut , yakni segala sesuatu yang anda miliki"

  1. Mati Selagi Hidup
Mau hidup lebih baik?
Matilah selagi Hidup! Pasti kening anda berkerut memikirkan kalimat yang tak lazim ini bukan? Matilah selagi hidup, bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Kita ingin hidup, selagi hidup, menikmati hidup seberapa yang kita bisa. kita berusaha memanfaatkan hidup untuk kepuasan sekalipun melanggar kebenaran. Mati selagi hidup, bukankah itu sebagai suatu pembodohan? jangan buru-buru menilai berdasarkan keinginan nafsu. Mari kita bepikir dengan jernih dan coballah  lihat Mati selagi hidup merupakan pemikiran yang sangat menarik. Maksudnya adalah Anda harus mematikan, membunuh apa yang membuat anda tidak hidup didalam hidup itu.  Apa yang membuat seseorang tidak hidup dalam hidup? Ya Kejahatan, kemunafikan, keberdosaan, penipuan, dan beranekaragam perbuatan- perbuatan tidak benar. Itu sudah membuat orang tidak mampu hidup, dan bahkan ia sudah kehilangan kehidupan. Mati selagi hidup bukanlah orang yang kehilangan kehidupan, Justru mendapatkan kehidupan di dalam kematian terhadap rasa yang tidak pada tempatnya, kematian terhadap dosa, kematian kepada ketidak benaran, itu yang harus dibangunnya. Mati selagi hidup alangkah indahnya karena mati selagi hidup membawa tiap orang berjalan dalam kehidupan, menggapai hal-hal yang tinggi sehingga hidupnya menjadi sangat berarti. Mati selagi hidup membuat hidup menjadi sangat hidup, mati selagi hidup membuat hidup menjadi sangat berarti, mati selagi hidup membuat hidup menjadi sangat bernilai. Tidakkah kita mau hidup menjadi lebih baik? Karena itu Matilah selagi Hidup. Bukan mati yang membunuh diri. Mati selagi hidup artinya kita mati dalam keinginan yang salah dan hidup dalam keinginan yang benar. sehingga kita Mati dalam Kesalahan dan Hidup Dalam Kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar